Musholla Al Mustaqim
Tanjung Pondok Soga
Pantai Hurip Babelan

 

Musholla Al Mustaqim

Created by. Sumarna Setiawan

 

Assalamu alaikum wr, wb.

Salam hormat para pengunjung ,

Berikut ini kami menyampaikan informasi keadaan musholla al mustaqim.

Musholla al mustaqim ini masih memerlukan dan menerima sumbangan baik berupa bahan – bahan bangunan, amal jariah maupun peralatan untuk keperluan ibadah.

Selain itu juga kami dengan senang hati menerima kunjungan bapak/ibu  untuk dapat melihat lokasi musholla almustaqim ini yang  mungkin akan menyampaikan saran saran untuk kemajuan musholla al mustaqim ini yang berlokasi di pinggir kali Kp.tanjung pondok soga RT.011 RW.06 desa pantai hurip  babelan  bekasi.

Semoga Allah SWT selalu memberikan kepada kita  kesehatan, kesuksesan, keberkahan hidup dan kesanggupan untuk berbuat amal ibadah di dunia ini maupun keselamatan di akherat nanti ……………. Amin.

 Terima kasih.

Wassalamu alaikum wr, wb.

(Poin: Ketua Musholla Al mustaqim)

 

Photo Musholla Al Mustaqim Saat Berdiri Tahun 2001  

 

Assalamu alaikum wr,wb.

Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin.

Berikut ini kami sampaikan informasi tentang musholla Al Mustaqim.

  1. Sejarah Musholla

Musholla Al Mustaqim ini didirikan pada akhir tahun 2001 oleh pelopor bapak Po’in untuk tempat ibadah. Ukuran bangunan musholla 5 m x 4 m dengan luas tanah 50 meter persegi yang terbuat dari dinding bilik bambu , beratap alang – alang dan berlantai tanah. Musholla tersebut berlokasi di pinggir kali Kp. Tanjung Pondok Soga RT. 11/06 Ds. Pantai hurip Kec. Babelan Kab. Bekasi.

Sedangkan eksistensi dan pembinaan musholla Al Mustaqim ini di bawah yayasan Attaqwa cabang 27 yang berada di Kp. Tanjung Air Desa Pantai hurip Kec.Babelan-Bekasi dengan nomor registrasi No. 10/YAY/A/27/01. (surat keterangan dari yayasan terlampir).

 

  1. Sumber Dana

Sumber dana musholla Al Mustaqim ini berasal dari :

        1. Hamba Allah
        2. Dana Masyarakat Setempat
        3. Para Dermawan.

 

  1. Fungsi dan Peranan Musholla

Musholla Al Mustaqim ini berfungsi dan berperan sebagai berikut:

        1. Sebagai tempat ibadah yang nyaman dan khusyu
        2. Sebagai tempat pengajian untuk menimba ilmu agama
        3. Sebagai tempat musyawarah dan silaturahmi antar jamaah

 

  1. Struktur Pengurus

Adapun struktur pengurus musholla Al Mustaqim sebagai berikut :

a.       Pelindung :   1. Yayasan Attaqwa

                           2. Kepala Desa Pantai Hurip

b.       Pengurus :     Ketua :         Po’in

                              Wakil :         Usman

                              Sekertaris : Abdul Rojak

                              Bendahara:   Syarifuddin

c.       Anggota:     

- Bosan         - Abdul Rosyid       - Sudarto     - Nusin

- Jayadi       - Syamsuri             - Yanto        - Namin

- Nuralih      - Suganda              - Ujang        - Saryo

- Dulhair      - Janin                  - Jasit         - Sukadma

- Salim         - Hasbulloh. A        - Usup         - Kosar

- Ma’at         -Hamdani              - Jaelani      - Margono   

- Tabroni     - Warjan               - Darman      - Rojali       

  1. Harapan Jamaah Al Mustaqim

Musholla Al Mustaqim masih memerlukan dan menerima sumbangan untuk perbaikan dan pengembangan fisik bangunan serta untuk kegiatan -kegiatan syiar islam.

                                               

  1. Penutup

Allah SWT menyatakan di dalam al-Quran al-Karim :

"Tidak Aku (Allah) jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri kepada-Ku".                                          Surah az-Zariyat: ayat 56.

Rasulluloh SAW bersabda : "Barangsiapa yang memperbaiki hubungannya dengan Alloh, maka Alloh yang akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia lainnya" .( HR Al - Hakim).

"Jika anak Adam meninggal maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: shodoqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo'akannya". (HR Muslim).

Marilah kita saling mendo’akan semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, rezeki, kesuksesan, keberkahan hidup dan kesanggupan untuk berbuat amal ibadah di dunia ini serta keselamatan di akherat nanti. …. Amin.

                  

Demikian informasi tentang musholla Al Mustaqim ini kami sampaikan.

Terima kasih.

Wassalamu alaikum wr,wb.

                    

          PENGEMBANGAN MUSHOLLA AL MUSTAQIM

Rasulluloh SAW bersabda : " Barang siapa yang membangun masjid karena Alloh SWT, maka Alloh akan membangun sebuah rumah untuknya di dalam syurga". (HR. Bukhari Muslim)

 

Tingkat Keikhlasan

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

  

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Berbahagialah bagi orang-orang yang diberi kenikmatan tidak ingin dipuji dan tidak ingin dihormati orang lain. Rasulluloh SAW bersabda : " Barangsiapa yang memperbaiki hubungannya dengan Alloh , maka Alloh yang akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia lainnya " (HR Al - Hakim).

Salah satu ciri seseorang yang ikhlas adalah " jarang kecewa terhadap makhluk" , karena yang diharapkannya hanya keridhoan Alloh SWT. Lalu apa ciri seseorang yang banyak kecewa terhadap makhluk ? yakni dirinya banyak berharap kepada makhluk.

 

Ikhlas itu adalah pekerjaan hati. Kalau ada pertanyaan , bolehkah amal kita diperlihatkan kepada orang lain? Jawabannya ialah tergantung niat,kalau niatnya ingin dipuji tentu itu menjadi riya. Tetapi dilandasi niat supaya orang lain mengikuti amal kita, Insya Alloh kita akan mendapatkan pahala yang sama tanpa mengurangi pahala yang bersangkutan.

 Seorang sahabat berkata kepada Rosulluloh SAW ;Ya Rasulluloh seorang melakukan amal kebaikan dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya atau merasa senang.  Rasulluloh SAW bersabda ; baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya,dan pahala terang-terangan (HR At-Turmudzi)

Jadi terang-terangan itu tidak identik dengan riya. Tidak boleh kita berburuk sangka kepada orang yang menceritakan ilmu , pengalaman dan amalnya. Suatu pujian boleh jadi merupakan kebutuhan standar kita, perbedaannya yakni ada yang hanya ingin dipuji manusia dan itulah yang membuat kita kurang ikhlas dan ada yang bisa dialihkan cukup ingin dipuji Alloh SWT. A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim Wa maa umiruu illaa li ya' budullaaha mukhlishiina lahud diin  artinya Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus& (Q.S: Al-Bayyinah/98:5).

Saudaraku, marilah kita belajar untuk terus meningkatkan ketakwaan kita, ,jangan berselera mencari pujian,penghargaan dan penilaian makhluk ,tetapi puaskanlah mencari pujian dari Alloh SWT.

Wallahu' alam         

 

Shalat Khusyu

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

 

Qad aflahal mu’minuun, alladziina hum fii shalatihim khaasyiuun “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS. 23 ; 1 – 2)

ManajemenQolbu.Com : Mudah-mudahan Allah Yang Maha Agung dan Maha Menatap mengaruniakan kepada kita kenikmatan bersujud , karena banyak orang yang diberikan kepadanya dunia tetapi tidak diberikan kenikmatan bersujud, dan semoga Allah menjadikan diri kita berubah menjadi mulia karena sujud kita , karena ada juga yang bersujud tetapi tidak berubah dirinya, padahal Allah memerintahkan kita beribadah bukan untuk kepentingan Allah, Sesungguhnya Allah sudah Maha Sempurna Segala-galanya.

Allah memerintahkan kita beribadah justru untuk kebahagiaan dunia dan akherat kita seperti  dalam surat Al Mu’minun ;  Qad aflahal mu’minuun, alladziina hum fii shalatihim khaasyiuun “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. (QS. 23 ; 1 – 2)

Jadi saudaraku orang yang shalatnya khusyu Insya Allah akan meraih kesuksesan, lalu shalat yang bagaimana yang khusyu itu ? yaitu yang pada waktu shalat dia lakukan dengan benar  sehingga menjadi katup pelepas kerinduan dia kepada Allah, bacaannya sesuai  dan ketika shalat seakan-akan dia merasa dekat dan berkomunikasi langsung dengan Allah. Bukankah ketika kita telah merasa dekat dan mengenal dengan orang lain komunikasi kita biasanya akan lancar dan dapat dipahami.

Setelah shalat pun ada cirinya , yang pertama ternyata shalat itu dapat dilihat dalam bentuk kedisiplinan karena  “tiada prestasi tanpa disiplin !” misalnya orang yang disiplin makannya buruk maka jangan salahkan jika akhirnya dia memiliki masalah dengan perutnya, orang yang disiplin tidurnya jelek maka akan menemui masalah dalam kesehatannya,orang yang disiplin olahraganya jelek akan menemui masalah dalam tubuhnya, orang yang tidak disiplin dalam belajar akan bermasalah dalam nilainya, orang yang tidak disiplin dalam makan obat justru akan bertambah masalah penyakitnya.

Maka disiplin itu adalah kunci sukses, dan shalat itu mengajarkan disiplin , maka siapa saja yang shalatnya khusyu Insya Allah dia akan disiplin sekali dengan waktunya,tiada perintah yang paling efektif kecuali shalat yang dalam Islam membuat kita ingat kepada waktu.Bagaimana tidak ! lima kali sehari kita diingatkan oleh waktu. Jadi jika ingin melihat orang yang shalatnya khusyu lihatlah perhatiannya terhadap waktu

Yang kedua orang yang shalatnya khusyu dia akan disiplin sekali terhadap kebersihan , dia tidak akan mau membuang sampah sembarangan , andaikata jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan masing-masing  memungut satu sampah, maka hari ini 200 juta sampah masuk ke tong sampah. Shalat khusyu itu tidak dilihat dari menangis atau tidaknya waktu shalat, tapi dilihat dari bersih atau tidak dalam kehidupannya , sayang sekali kita ini banyak melakukan shalat tetapi tempat wudhunya kotor.

Yang ketiga shalat khusyu itu dapat dilihat disiplin dalam tertib ,kita bisa melihat bagaimana rukun shalat itu tertib , shalat itu shafnya begitu tertib, dalam shalat itu mengajarkan ketertiban , seharusnya jika saja ummat islam di Indonesia shalatnya khusyu Insya Allah segala aspek kehidupan kita di sini akan tertib , karena orang yang tidak tertib itu banyak memiliki masalah ,misalnya jika menyimpan kunci tidak tertib maka dia sendiri yang akan kebingungan ,jika menyimpan kaos kaki tidak tertib sudah dapat dipastikan ketika dirinya membutuhkan waktunya akan habis untuk mencari kaos kakinya.

Saudaraku andaikata ahli shalat itu disiplin dalam waktunya ,maka setiap waktu yang dilewati akan bermakna bagi dirinya dan Insya Allah akan mendapatkan kesuksesan ,siapa saja yang bersih pikiran, bersih omongan , dan bersih hartanya diapun Insya Allah akan mendapatkan kesuksesan.

Yang keempat seorang yang ahli shalat khusyu bisa dilihat dari disiplin tumaninah jadi artinya orang yang shalatnya bagus Insya Allah dia akan memiliki konsentrasi yang baik,kalau di kantor dia akan full yang dia lakukan adalah urusan kantor bukan urusan rumah, ketika di rumah waktunya untuk anak dia akan sepenuhnya memberikan kasih sayangnya untuk anak, ketika ruku dalam shalat laksanakanlah ruku kita dengan tumaninah jangan mengingat yang lain.

Saudaraku ucapan salam yang kita ucapkan dalam shalat itu adalah jaminan, Assalamu’alaikum itu adalah doa “semoga keselamatan diberikan Allah padamu juga padaku “, ini artinya seperti garansi “bahwa kita tidak akan menyakiti orang lain” , seseorang yang shalatnya khusyu dia sangat disiplin menjaga dirinya untuk tidak menyakiti orang lain,kata-katanya pikirannya dan perbuatannya tidak akan mencederai kiri kanannya.

Wallahu a’lam

   

MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DAN APAKAH TANGGUNGJAWABNYA?

Perlu kita perhatikan 3 persoalan asas yang berkaitan dengan seluruh kehidupan kita. Persoalan-persoalan tersebut ialah:

·         Dari manakah kita datang?

·         Mengapakah kita didatangkan?

·         Kemanakah kesudahan kita?

Untuk mencari jawaban-jawaban yang tepat maka perlulah kita merujuk kepada apa telah dinyatakan oleh Allah S.W.T. di dalam al-Quran al-Karim.

++PERSOALAN PERTAMA++

Dari mana kita datang?

Jawabannya kita dapati dari Firman Allah S.W.T.:

"Wahai sekelian manusia! Jika kamu masih ragu-ragu terhadap hari qiamat sesungguhnya Kami (Allah S.W.T.) telah jadikan kamu dari tanah, kemudian daripada air mani dan mani menjadi darah sampai ia menjadi sepotong daging yang telah sempurna kejadiannya dan yang belum sempurna, supaya Kami beri keterangan kepada kamu dan Kami tetapkan di dalam kandungan (rahim) ibu mengikut kehendak Kami, sampailah waktu tertentu maka Kami keluarkan kamu dari kandungan ibumu menjadi kanak-kanak kemudian sampai kamu menjadi orang dewasa. Di antara kamu ada orang yang dimatikan dan ada yang dipanjangkan hidupnya sampai terlalu tua hingga tidak dapat mengetahui apa-apa sedangkan sebelumnya kamu mengetahui."

- Surah al-Hajj: ayat 5.

Dengan meneliti ayat tersebut dapatlah kita ketahui dari manakah datangnya kita dan terjawablah persolan tersebut.

+PERSOALAN KEDUA++

Mengapa kita didatangkan atau mengapa kita dijadikan oleh Allah S.W.T.?

Jawaban kepada persoalan ini terdapat di dalam Firman Allah S.W.T.:

"Tidak Aku (Allah) jadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdikan diri kepada-Ku." - Surah az-Zariyat: ayat 56.

Para ulama' muktabar telah menghuraikan pengertian ibadah itu dengan panjang lebar yang mana perkataan ibadah ada kesyumulannya (kesempurnaannya) dan mempunyai runag lingkup yang luas, tidak semata-mata terhad kepada fardhu solah, puasa, zakat dan haji semata-mata, bahkan tugas dan kewajipan kita di dunia ini adalah beribadah dan memperhambakan diri kepada Allah S.W.T. berdasar Firman-Nya tersebut.

Untuk menepati kehendak ibadah dalam seluruh hidup ini maka setiap perbuatan yang kita lakukan itu mestilah semata-mata kerana Allah S.W.T. serta mengikut betul-betul arahan yang telah disampaikan oleh Rasulullah S.A.W..

Jika demikian segala makanan, minuman, pelajaran, pekerjaan, pendidikan jasmani, perkahwinan dan mendidik anak adalah merupakan jalan-jalan atau faktor-faktor yang membantu kita untuk taatkan Allah S.W.T. serta teguh beribadah kepada-Nya. Juga menjadikan kita bertaqarrub (menghampirkan diri) kepada Allah S.W.T.. Ini bermakna rumah,sekolah, kilang,pejabat,sawah ladang, padang permainan, gedung perniagaan dan sebagainya adalah medan beribadah. Bahkan seluruh bumi Allah S.W.T. ini merupakan 'masjid', tempat menunaikan ibadah dalam realiti kehidupan.

Sehubungan dengan itu Syaikh al-Islam IbnTaimiyyah telah menyatakan bahawa:

"Setiap perkara yang telah Allah S.W.T. perintahkan hamba-hamba-Nya melaksanakan adalah dikira sebagai ibadah. Ibadah yang meliputi apa sahaja yang diredhai oleh Allah S.W.T. sama ada tutur kata, perbuatan dan tingkah laku."

Prof. Dr. Yusuf Qaradhawi menyatakan di dalam bukunya, al-'Ibadah Fi al-Islam, bahawa: "Sesungguhnya beribadah kepada Allah S.W.T. tidaklah terhad kepada mengerjakan solah, puasa, zakat dan haji dan perkara yang berkaitan dengannya seperti tilawah al-Quran, zikir, berdoa, beristighfar dan sebagainya sahaja sebagaimana fahaman sesetengah golongan Islam (yang mendakwa Islam). Ramai yang telah menyangka bahawa apabila mereka telah menunaikan fardhu-fardhu dan syiar-syiar yang tersebut bererti mereka telah manyempurnakan hak Allah S.W.T. terhadap mereka sepenuhnya. Mereka menyangka sudah selesai ditunaikan kewajipan 'Ubudiyyah terhadap Allah S.W.T..

Padahal tanggapan tersebut meleset daripada hakikatnya yang sebenar".

Beliau membuat penjelasan lagi bahawa:"Tidaklah dikira ibadah kepada Allah S.W.T. jika seseorang itu berfahaman: Aku solah, aku berpuasa, aku berzakat dan aku menunaikan haji tetapi aku bebas makan daging babi, minum arak, makan riba, berjudi serta menolak hukum-hukum syariat Allah S.W.T. yang tidak sesuai dengan pandanganku. Juga tidak dikira ibadah kepada Allah S.W.T. bagi orang yang menganggap ibadahnya hanya berada ketika di kawasan masjid, tetapi apabila ia keluar dari masjid dan mencebur diri dalam bidang-bidang kehidupan lain dia menjadi hamba kehendak dirinya, bebas mengikut kehendak hawa nafsunya dengan tidak menghiraukan hukum-hukum Allah S.W.T."

Oleh kerana itu maka setiap orang yang terkeliru mesti memperbetulkan fahamannnya kembali mengenai Islam dan ibadah kepada Allah S.W.T.. Semoga seluruh kehidupannya berada dalam keredhaan Allah S.W.T.. Cukuplah bagi seseorang Muslim itu berfikir bahawa ia adalah Khalifah Allah S.W.T. di muka bumi ini untuk menjalankan tugas dan arahan Allah S.W.T. serta melaksanakan kewajipan ber'ubudiyyah kepada Allah S.W.T. semat-mata. Memadai ia berbuat demikian untuk mencorakkan segala jenis amalannya dengan corak Islam hinggalah segala perkataan, perbuatan dan diamnya itu ibadah kepada Allah S.W.T..

Menurut al-Qaradhawi lagi bahawa ibadah itu merangkumi dua tugas besar yang menjadi teras bagi semua perkara yang tersebut sebelum ini. Tugas tersebut ialah:

1. Menyeru kepada kema'rufan dan mencegah daripada kemunkaran.

2. Berjihad ke jalan Allah S.W.T..

Menurut huraian asy-Syahid Sayyid Qutb bahawa kerja-kerja menyuruh kepada ma'ruf serta mencegah daripada munkar tidak boleh dipandang ringan. Umat ini tidak berjaya selagi ma'ruf tidak tertegak sebagai ma'ruf dan munkar tidak dimusnahkan sebagai munkar. Untuk melaksanakan tugas yang besar itu maka perlulah kepada pembentukan Ummah. Ummah yang tertegak atas dasar Iman kepada Allah S.W.T. dan Persaudaraan kerana Allah S.W.T. agar hukum-hukum Allah S.W.T. terlaksana, kerja-kerja ma'ruf berjalan dengan senang, kebenaran mengatasi kepalsuan, kebaikan sentiasa disokong dan kemungkaran sentiasa di tentang. Untuk sampai kepada ummah Islam sedemikian maka jihad yang berterusan diperlukan dan mengikuti jalan-jalan yang betul sebagaimana yang telah digariskan oleh Rasulullah S.A.W.

++PERSOALAN KETIGA++

Kemanakah kesudahan kita?

Persoalan ini tidak memerlukan huraian yang panjang kerana setiap orang yang menyedari asal-usulnya serta mengetahui tugas kewajipannya, maka InsyaAllah ia akan menyedari pula ke manakah kesudahannya. Walaupun demikian jawabannya tetap telah dinyatakan oleh Allah S.W.T. dalam FirmanNya:

"Sesungguhnya kepada Tuhan (Allah) kesudahan kamu (tempat kembali). Dialah yang membuatkan kamu tertawa dan Dia juga yang membuatkan kamu menangis. Dialah yang mematikan kamu dan menghidupkan kamu kembali."

- Surah an-Najm: ayat 42-44.

Wallahua'lam.
Wassalamualaikum